Jumat, 06 Desember 2013

Sosok Wayan Sujana

Alm.Wayan Sujana (Jedur) lahir di Desa Banyuning,Desember 1945 Pendidikan SR.SMP.Bhaktiasa Singaraja. SPG Singaraja Cerita singkat tentang Alm.Wayan Sujana (Jedur) Wayan Sujana yang sering akrab di panggil Jedur itu Merupakan Sosok Yang sangat Bijaksana Dan Bertanggung Jawab Beliau memiliki Hoby dalam kesenian .Berikut Cerita Singat Perjalan Kisahnya. sejak SD kls 5 Beliau Memainka Drama pada saat Hari Hiburan perpisahan sekolah,hingga SMP beliau tetap bermain drama di sekolahnya hanya untuk mengisi acara 17 agustus yang terus digelutinya sampai beliau mengeyam pendidikan di SPG (Sekolah Pendidikan Guru) Singaraja. Setelah tamat SPG Beliau bersama rekannya di Desa Banyuning Membentuk sebuah kelompok atau Sekaa DRAMA GONG “PUSPA ANOM” Yang Didirikan 1 juni 1968,Dari proses Perjalanan Seni Drama Gong itu sudah banyak cerita cerita yang di mainkan di antaranya, “UWUG PAYANGAN”,”BENDE MATARAM”,”ANGGLING DARMA”,”PRASTIKA NALA”, KRISPUSAKA LEBUR JAGAT”, “WIRAGUNA WIRANATA”,”KACANG GARING”, Dan yang lainnya Dan yang paling terkenal mendapat Sambutan Dihati Masyarakat adalah Drama Gong Dengan judul “ Sampik engtay” yang sempat berjaya di tahun 70.an di seAntero Bali,Dimana Beliau Memerankan lakon Sampik di Drama tersebut Hingga drama gong Puspa Anom berjaya sampai Tahun 80.an . Setelah tahun 80.an drama gong lambat laun di tinggalkan oleh penggemarnya,setelah itu beliau juga membentuk Komunitas Bondres atau Seni Lawak yang juga mendapat apresiasi besar dari penggemar.Seiring berjalannya waktu beliau juga ikut membentuk Drama BerBahasa Indonesia dengan nama Nong-Nong Kling. Dan setelah Sastrawan Putu satria Kusuma Hijra dari Denpasar ke Singaraja, Beliau bergabung dengan Putu Satria Kusuma yang selaku penulis dan sutradara Mendirikan “Sanggar Kampoeng Seni Banyuning”. Yang sudah di ketahuai Sanggar Kampung Seni Banyuning Sudah banyak juga memproduksi garapan di bawah Besutan pak Putu Satria Kusuma. Di sela-sela Kesenangannya beliau Berkesenian,Seiring dengan Umur yang sudah semakin tua beliau Mengalami sakit dan Kenang-kenangan terakhir walaupun dalam keadaan sakit beliau sempat meluangkan waktunya untuk pentas di acara Pesta Kesenian Bali (PKB) Yang diselenggarakan di Buleleng dengan Lakon “NOSTALGIA SAMPIK ENGTAY” berselang beberapa bulan setelah itu wayan sujana (Jedur) jatuh sakit dan meninggal dunia pada tanggal 8 Desember 2005. Dan kenangan-kenangan beliau dalam drama Gong maupun Drama Moderen masih di kenang kepiyawaennya dalam mementaskan dari Satu Judul Ke Judul Yang lain.Bukan hanya bermain drama saja beliau menggeluti tetapi Menari,Bernyanyi pun beliau terapkan. Biar di Alam sana Beliau melanjutkan keseniannya. TERIMAKASIH kakek engkau sudah menurunkan kesenianmu kpada anak,cucumu Jasamu akan slalu kita kenang Dan Harumkan.

Rabu, 04 Desember 2013

SINTAKSIS 1

BAB II PEMBAHAS A.Pengertian Kalimat Kalimat adalah satuan bahasa yang secara relatif dapat berdiri sendiri, yang mempunyai pola intonasi akhir dan yang terdiri dari klausa.mempunyai pola intonasi akhir dan terdiri dari klausa (Cook,1971;Elson dan pickett,1969). Dan kesimpulan dari beberapa definisi menyimpulkan bahwa Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang berupa klausa,yang dapat berdiri sendiri dan mengandung pikiran lengkap. Setiap kalimat selalu mengandung dua bagian yang saling mengisi dan harus dapat memberikan pengertian yang dapat di terima secara logis . Ada dua bagaian kalimat yaitu : frasa I( diterangkan ) dah Frasa II ( menerangkan).adapun definisi dari (Badudu,1999;Burton Robert,1997;Putrayasa,2001,2006,2007) menyatakan bahwa, Kalimat merupakan hubungan dua buah kata atau lebih yang paling renggang. Karena renggangnya hubungan kata yang membangun suatu kalimat bisa di balik susunannya tanpa membawa perubahan arti. Batas tersebut dapat di bedakan atas dua bagian besar yaitu : 1) Dari segi bentuk/struktu Kalimat ialah satuan kata terkecil.maksudnya,kalimat dapat di bangun minimal dengan dua buah kata.tidak mesti harus SPOK saja melainka dengan S dan P . 2) Dari segi makna Kalimat harus mengandung pengertian yang lengkap.apabila di dalamnya sudah terdapat subjek (S) dan Predikat (P) dan susunannya dapat di balik tanpa mengubah arti kesatuan tersebut. Contoh : a) Sepatu / Hitam b) Sepatu / Roda bila contoh (a) dibaik susunannya menjadi : Hitam / sepatu, artinya tidak berubah,sedangkan kalau contoh (b) di balik susunannya menjadi : roda / sepatu artinya akan berubah,bahkan hilang sama sekali . maka dari itu,kesatuan kata pada contoh (a) disebut kalimat yang di dalamnya sudah terdapat S dan P . Sedangkan conto (b) tidak dapat disebut kalimat,karena kalau di balik susunannya akan berubah artinya. Untuk lebih jelas mengenal yang mana subjek dan bagian disebut predikat, Dengan Bagan sebagai berikut . Kalimat-kalimat tersebut terdiri atas dua frasa yang di batasi oleh tanda //. Yang ada di depan tanda // diberi nama frasa I dan yang ada di belakang tanda // di beri nama frasa II . Frasa I : adalah frasa yang Diterangkan (Subjek) Frasa II : adalah frasa yang Menerangkan (Predikat) Contoh : kakanya // seorang dokter Mahasiswa itu // cantik sekali Di samping dengan cara di atas untuk menentukan subjek dan predikat,dapat pula di lakukan dengan cara bertanya SIAPA / APA Contoh : a . Penyanyi itu // menangis b. Gelasnya // pecah kita bisa menganalisis kalimat di atas sebagai berikut (a): penyanyi itu = S dan Menangis =P sedangkan kalimat (b) : Gelasnya = S dan pecah = P.untuk menguji subjek kalimat (a) dan (b) di atas,dapat dilakukan dengan cara bertanya dengan kata siapa/apa . contoh : (a) Siapa Menangis ? jawabannya : penyanyi itu (b) Apa pecah ? Jawabannya : gelas. Jadi, penyanyi itu dan gelas adalah Subjek pada kalimat tersebut di atas . Sementara untuk menguji predikat kalimat dapat di lakukan dengan bertanya : mengapa / bagaimana . dengan memakai jawaban Subjek di atas . Contoh : (a) Mengapa penyanyi itu ? Jawabannya : Menangis (b) Bagaiman gelas itu ? Jawabannya : pecah Jadi menangis dan pecah adalah Predikat . Contoh kalimat diatas adalah kalimat yang sederhana.Kalimat yang panjang dapat juga di lakukan seperti di atas. Bagaimanapun panjang sebuah kalimat pada hakikatnya terdiri atas dua bagian besar ,yaitu Subjek dan Predikat B. Pola dasar kalimat bahasa indonesia Dasar kalimat dapat membangun sebuah kalimat paling sedikit dengan dua buah kata. Dan kedua kata tersebut ada yang menduduki subjek dan ada yang menduduki predikat. Uhlenbeck (1975) dan slametmuljana (1959),menyebutkan bahwa unsur pengisi subjek dan predikat atau unsur yang menduduki unsur tertentu sebagai ruas kalimat atau gatra. Dan kedua unsur tersebut membentuk kalimat inti dan kalimat dasar. Dalam bahasa Indonesia kita mengenal beberapa model kecil bentuk kalimat yang biasanya yang di sebut dengan pola dasar kalimat, yaitu : 1. Adik// menari pola dasarnya KB+KK (kata benda + kata kerja ) 2. Pohon//tinggi pola dasarnya KB+KS (Kata benda + kata sifat ) 3. Saya// peragawan pola dasarnya KB+KB (kata benda + kata benda) 4. Kerbau//tiga ekor pola dasarnya KB+Kbil (kata benda + kata bilangan ) 5. Ayah//di kantor pola dasarnya KB+Kdep ( kata benda + kata depan ) Berdasarkan pola di atas yang menduduki subjek adalah kata benda atau frasa benda.(Robert-Burton,1997;Putrayasa,2008). Yaitu menyebutkan bahwa,kalimat (1) sering disebut dengan kalimat verbal karena predikanya terbentuk dari kata kerja. Kalimat (2) sampai (5) di sebut kalimat nominal karena predikatnya terbentuk selain kata kerja. Bagaimanapun luasnya suatu kalimat pasti dapat di kembalikan kepada salah satu dari kelima pola dasar kalimat tersebut diatas. Pendapat dari Alwi dan sugono (2000) mengemukakan ciri-ciri kalimat dasar : 1. Kalimat yang terdiri atas dua klausa atau lebih .seperti kalimat turunan yakni kalimat Majemuk. 2. Gatra kalimat dasar tidak beratribut,hanya intinya saja sehingga mempunyai kemungkinan untuk di perluas. 3. Susunanya tidak inversi.(struktur bahasanya lain ), susunannya D-M bukan M-D . 4. Kalimat dasarnya terdiri atas gatra yaitu,subjek ,predikat,objek dan perlengkapan.pemunculan gatra wajib ini tidak slalu bersamaan dalam jenis kalimat. 5. Kalimat dasar terdiri atas unsur-unsur wajib yang tidak dapat dilepaskan. 6. Kalimat dasar belum pernah mengalami proses penggantian(substitusi) 7. Kalimat pasif diturunkan dari kalimat aktif. 8. Kalimat dasar tidak mengalami penominalisasian. C.PENGEMBANGAN POLA DASAR KALIMAT BAHASA INDONESIA Kalimat yang bagaimanpun panjangnya pada dasarnya bisa di kembalikan pada subjek dan predikat inti.kalimat panjang merupakan perluasan dari kaliamt yang sangat sederhana,ini berarti pula bahwa kalimat panjang itu merupakan hasil perluasan subjek inti dan predikat inti. 1.Perluasan Subjek Inti Kalimat Subjek inti kalimat dapat di perluas dengan keterangan subjek,subjek itu sendiri dapat di bedakan menjadi dua macam,yaitu atributif dan aposltif . A).Perluasan dengan Atributif/keterangan. Adapun contoh dari perluasan dengan atributif,yaitu Conoh : Cerita itu menegangkan. Subjek kalimat di atas adalah cerita itu.subjek tersebut dapat di perluas ,misalnya : - Cerita musibah itu // P - Cerita musibah situ itu // P - Cerita musibah situ Gintung di ciputat itu // P - Cerita musibah Situ Gintung di Ciputat,Tanggerang selatan,Banten itu // P. Keterangan di atas dapat di perjelas lagi .Subjek inti itu sesuai dengan adanya perkecualian Hukum DM,dapat pula di letakan di depan subjek inti. Jadi,Keteranagnuntuk subjek inti dapat di letakan di depan atau belakang S atau sekaligus di depan dan di belakang S inti. b.Perlausan dengan Aposisi/keterangan pengganti Atributif dan aposisi mempunyai kesamaan fungsi yaitu menerangkan pada subjek.adapun perbedaannya terletak pada : 1. Aposisi selalu terletak di belakang Subjek inti. 2. Aposisi berfungsi juga sebagai pengganti subjek itu sendiri. 3. Aposisi selalu terletak di belakang kata yang di inginkan. 4. Aposisi terdiri dari kata atau kelompok kata. 5. Aposisi berfungsi menerangkan kata benda. Contoh Aposisi yang berwujud kelompok kata : 1.Raminra,Putra pertamanya,sudah lulus ujian akuntansi. Contoh Aposisi Predikat 1.Tamunya (ialah) Para pejabat tinggi, peninjau pembangunan pabrik baja itu. Contoh Aposisi Objek 1.Ria mengembalikan buku,catatan Bahasa Indonesia (Aposisi untuk objek penderita) Keterangan : 1. Kelompok kata yang tercoret dibawahnya pada kalimat-kalimat di atas disebut aposisi. 2. S P O yang diberi aposisi bisa dihilangkan tanpa mengubah arti kalimat. Contoh : Putri tunggalnya sudah lulus ujian bidan (harapan keluarganya Sudah Lulus ujian Bidan) 3. Untuk memberi keterangan tambahan pada S P O ,bisa juga dapat mengkombinasikan atribut dan aposisi. Contoh : semua pedagang eceran,yang tidak mempunyai izinusaha,harus mendaftarkan diri. (kalimat inti : pedagang) mendaftarkan diri. 2.Perluasan Predikat Inti kalimat Perluasan dibedakan oleh jeis kata yang menjadi inti Predikat.di antaranya predikat yang intinya terdiri atas kata kerja.pengembangan FK (frasa kerja) dapat di kembangankan dengan penambahan dua jenis keterangan yaitu : perluasan objek danadverbial/keterangan. a).Perluasan dengan Objek Perluasan dengan objek ialah pengembangan dengan penambahan keterangan predikat yang erta hubungannya dengan kata kerja yang menjadi inti predikat. Keterangan yang erat di sebut Objek kalimat. Objek kalimat di bedakan menjadi empat yaitu : - objek penderita (open) – objek pelaku (Opel) - Objek penyerta ( Okep) - Objek berkata depan (Odep) Pengembangan dengan adverbial adalah pengembangan dengan penambahan keterangan predikat yang erat hubungan dengan kata kerja yang menjadi inti predikat. Jenis keterangan predikat : 1.Perlausan dengan objek penderita (open) Di sebut objek penderita ,karena ia langsung dikenai pekerjaan yang tersebut pada kata kerja inti. Contoh : - Guru itu sedang menjelaskan. Predikat inti pada kalimat di atasa ialah Kata (menerangkan) ini dapat dikembangkan dengan menambah objek di belakang,sehingga menjadi : - mejelaskan soal bahasa indonesia tentang jenis kalimat. Sehingga kalimat terakhir menjadi : Guru itu menjelaskan soal bahasa Indonesia tentang jenis kalimat Objek penderiat adalah objek yang paling erat hubungannya dengan prediakt dan letak selalu berada di belakang kata kerja intinya.jika di jadikan (inversi) maka akan menjadi : - Menjelaskan soal bahasa Indonesia guru itu P S 2. Perluasa dengan objek pelaku Objek pelaku inilah yang melakukan pekerjaan yang disebut pada kata kerja inti. Objek pelaku hanya terdapat pada kalimat pasif. Contoh : Soal itu di terangkan. Predikat inti pada kalimat di atas ialah diterangkan .kata di atas dapat dikembangkan dengan menambah objek pelaku. Sehingga menjadi :  Diterangkan oleh guru bahasa indonesia itu  Diterangkan oleh guru bahasa Indonesia tamatan Undiksha singaraja itu. Hubungan objek pelaku dengan kata kerja intinya ,agak renggang karena itulah letaknya bisa juga dipindahkan. Contoh : - Soal itu diterangkan oleh guru - Oleh guru soal itu diterangkan - Soal itu, oleh guru diterangkan 3.Objek penyerta /berkepentinagan Objek ini menyertai kerja yang disebutkan oleh predikat inti. Adapun didalamnya terdapat kalimat aktif dan pasif . Contoh : - Dia mengirimkan uang itu. (aktif) - Uang itu dikirimkan (pasif) Predikat mengirimkan bisa dikembangkan dengan menambahkan Objek penyerta. Contoh : - Mengirimkan kepada anak laki-laki pertama, dst. Demikian pula kata diterangkan bisa diperlakukan seperti diatas . 4.Objek berkata depan Objek ini harus berkata depan. Objek ini hanya terdapat dalam kalimat aktif yang menggunakan kata kerja intransitif. Objek ini mempunyai fungsi yang sama dengan objek penderita. Keterangan : a). Frasa atas bantuan kita, pada undang-undang ,akan nasihat itu,terhadap lawannya,dan kepada kebesaran Tuhan disebut objek berkata depan. b). Kata kerja intransitif yang biasa dipakai dalam struktur objek berkata depan adalah awas,bangga,benci,bimbang,cinta,gemar,gusar,heran,hormat,insyaf,yakin,kasih,kesal,kecewa,khawatir,loba,lupa,maklum,malu,rindu,sadar,saying,segan,tahu,takut,. c) kata depan yang biasa dipakai adalah akan,terhadap,kepada,atas,dan pada. B).Perluasa denagn keterangan 1.keterangan waktu Frasa ini menerangkan tentang waktu berlangsungnya predikat. Contoh : tanpa kata penghubung (implisit). a. Adiknya lahir semalam. b. Tanggal 29 februari anak pertama dilahirkan. Contoh dengan kata penghubung (eksplisit) a. Ketika ayahnya mengingal, dia baru berumur tiga tahun. Catatan : Harus tetap diperhatikan yang mana predikat intinya,karena itulah yang dikembangkan dengan keterangan waktu. 2. Keterangan tempat Frasa ini banyak menerangkan tentang tempat terjadinya predikat. Contoh : - jenasah itu ditenggelamkan ke dasar laut . 3.Keterangan sebab Frasa ini menerangkan tentang sebab terjadinya predikat. Contoh : Tanpa kata penghubung (implisit) a. Melihat darah itu, dia muntah-muntah. Contoh dengan kata penghubung (eksplisit) b.karena tak sabar lagi,anaknya dipukulnya. 4.Keterangan akibat Frasa ini menerangkan akibat yang terjadi pada predikat. Contoh : mereka mendaki dan mendaki,hingga tak dapat melangkah lagi. 5Keterangan syarat Frasa ini menerangkan tentang syarat yang harus ada agar apa yang ditanyangkan oleh predikat dapat terjadi. Contoh : nasib kita akan menjadi baik,kalau kita mau berusaha. 6. Keteranagn tuajuan Frasa ini menerangkan tujuan yang dlakukan predikat. Contoh ; Keluarga datangnya untuk melihat kejadian itu. 7. Keterangan perlawanan Frasa ini menerangkan sesuatu perlawanan sesuatu yang seharusnya tidak terjadi ),karena tidak sejalan dengan apa yang tersebut di predikat. Contoh : (semuanya menggunakan kata penghubung ) - Dia bekerja juga, walaupun kesehatanya belum pulih 8. Keterangan perbandingan Frasa ini menerangkan tentang perbandingan yang ada antara yang ditanyangkan oleh predikat dengan keadaan yang lain. Contoh : semuannya menggunakan kata penghubung. - Wajahnya amat cerah,sebagai bulan purnama - Dia amat ribut,seperti kebakaran jenggot saja 9. Keterangan Alat Frasa ini menerangkan tentang alat untuk menjelaskan predikat. Contoh ; (Kata penghubung yang dipakai hanya kata denagan) - Bagawan Bhisma dibunuhnya juga dengan panah sakit itu.\ 10. Keterangan keadaan Frasa ini menerangkan keadaan apa yang tersebut pada predikat. Salah satu kata penghubung yang dipakai pada kata keterengan ini adalah kata dengan . Contoh : - Dia melempar kekasihnya dengan bunga -Dia melempar kekasihnya dengan senyuman manis. Penjelasan : Pada kalimat pertama, di belakang kata dengan terdapat kata bunga.bunga di pakai sebagai alat untuk melempar. Frasa dengan bunga iu dinamai keterangan alat. Pada kalimat kedua ,dibelakang kata dengan terdapat frasa senyuman manis . frasa ini menerangkan keadaan waktu pekerjaan melempar di lakukan . Kalimat tersebut dapat di tinjau dari beberapa aspek. Aspek-aspek tersebut dapat berupa amanat wacananya atau isinya , jumlah klausanya,predikat yang membentunya,dan ada tidaknya perubahaan dalam pengucapan.tinjau aspek-aspek tesebut. BAB III PENUTUP Kesimpulan Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang berupa klausa,yang dapat berdiri sendiri dan mengandung pikiran lengkap. Setiap kalimat selalu mengandung dua bagian yang saling mengisi. Bagian yang saling mengisi itu harus dapat memberikan pengertian yang dapat di terima , logis . selalu ada yang dikemukakan yang di ikuti oleh bagian yang Diterangkan dan Menerangkan ,atau bagian yang Diterangkan( Subjek) dan Menerangkan(Predikat) . Untuk mengenal subjek dapat dilakukan dengan bertanya siapa/apa di hadapan Predikat.sedangkan untuk menguji predikat kalimat dapat dilakukan dengan bertanya mengapa/bagaimana di hadapan subjek. Pola dasar kalimat bahasa Indonesia dapat diklasifikasikan menjadi lima bagian yakni : (a) KB + KK,(b) KB + KB,(c) KB + KS ,(d) KB + Kbil.,dan (e) KB + Kdep. Pola dasar ini terdiri atas subjek inti dan predikat inti. Selanjutnya, subjek inti dan predikat inti ini dapat di perluas atau di kembangkan . subjek inti kalimat dapat di kembangkan dengan atributif dan aposisi. Sementara itu ,predikat inti dapat di kembangkan dengan objek (objek penderita,objek pelaku,objek berkepentingan dan objek berkata depan ) dan keterangan ( waktu,tempat,sebab,akibat,syarat,tujuan,perlawana,perbandingan,alat, dan keadaan ).

Sedikit Gambaran HUT HMJ Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia














Perjalanan HUT Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia
dari acara jalan santai, peluncuran Buku Bapak ABU BAKAR ,Lomba LCC SMA.SMK,serta Seminar Akademik yang di ikuti oleh Mahasiswa Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia.Berbagi kasih dan puncak acara MGS HMJ Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia,yang bertempat di Gedung Gede Manik Singaraja. (Senyum Sukses)

Cerita Kotaku

Kota Singaraja memiliki julukan yaitu kota Pendidikan . Kota ini merupakan kota kelahiran dan kebangaanku yang memiliki sedikit banyak cerita yang aku dapatkan di kota megah itu.lampu-lampu kota yang memberikan jalan bagiku agar aku tidak tersesat di gelapnya malam,Pohon-pohon yang mengiringiku seakan akan memberikan keteduhan, dari teriknya sang surya di siang hari I love kota Singaraja. (Ini Ceritaku Mana,Ceritamu )

Selasa, 03 Desember 2013

Coretan Tentang Desaku Bestala


Pengertian Bahasa

Bahasa merupakan alat komunikasi yang berupa sistem lambang bunyi yang dihasilkan alat ucap manusia. Bahasa terdiri atas kata-kata atau kumpulan kata. Masing-masing mempunyai makna, yaitu, hubungan abstrak antara kata sebagai lambang dengan objek atau konsep yang diwakili kumpulan kata atau kosakata itu oleh ahli bahasa disusun secara alfabetis, atau menurut urutan abjad,disertai penjelasan artinya dan kemudian dibukukan menjadi sebuah kamus.
Berikut ini beberapa pengertian bahasa menurut para ahli :
1. Harimurti Kridalaksana (1985:12)
Menyatakan bahwa bahasa adalah sistem bunyi bermakna yang dipergunakan untuk komunikasi oleh kelompok manusia.
2. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (2001:88)
Bahasa adalah sistem bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri.
3. Finoechiaro (1964:8)
Bahasa adalah sistem simbol vokal yang arbitrer yang memungkinkan semua orang dalam suatu kebudayaan tertentu, atau orang lain yang mempelajari sistem kebudayaan itu, berkomunikasi atau berinteraksi.
4. Carol (1961:10)
Bahasa merupakan sistem bunyi atau urutan bunyi vokal yang terstruktur yang digunakan atau dapat digunakan dalam komunikasi internasional oleh kelompok manusia dan secara lengkap digunakan untuk mengungkapkan sesuatu, peristiwa, dan proses yang terdapat di sekitar manusia.
5. I.G.N. Oka dan Suparno (1994:3)
Bahasa adalah sistem lambang bunyi oral yang arbitrer yang digunakan oleh sekelompok manusia (masyarakat) sebagai alat komunikasi.
6. Kamus Linguistik (2001:21)
Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para anggota suatu masyarakat untuk kerja sama, berinteraksi dan mengidentifikasikan diri.
7. Gorys Keraf (1984:1 dan 1991:2)
Bahasa adalah komunikasi antar anggota masyarakat, berupa lambang bunyi ujaran yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.
8. D.P. Tambulan (1994:3)
Bahasa adalah untuk memahami pikiran dan perasaan, serta menyatakan pikiran dan perasaan.
9. H.G. Brown (1987:4)
Bahasa adalah suatu sistem komunikasi menggunakan bunyi yang diucapkan melalui organ-organ ujaran dan didengar di antara anggota-anggota masyarakat, serta menggunakan pemrosesan simbol-simbol vokal dengan makna konvensional secara arbitrer.
Fungsi bahasa
Fungsi bahasa selain sebagai sebagai alat komunikasi atau sarana untuk menyampaikan informasi atau mengutarakan pikiran, perasaan, atau gagasan, juga berfungsi sebagai :
  • Sebagai alat untuk mengungkapkan perasaan atau mengekspresikan diri.
Mampu mengungkapkan gambaran,maksud ,gagasan, dan perasaan. Melalui bahasa kita dapat menyatakan secara terbuka segala sesuatu yang tersirat di dalam hati dan pikiran kita. Ada 2 unsur yang mendorong kita untuk mengekspresikan diri, yaitu:
  • Sebagai alat komunikasi.
Bahasa merupakan saluran maksud seseorang, yang melahirkan perasaan dan memungkinkan masyarakat untuk bekerja sama. Komunikasi merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri. Pada saat menggunakan bahasa sebagai komunikasi,berarti memiliki tujuan agar para pembaca atau pendengar menjadi sasaran utama perhatian seseorang. Bahasa yang dikatakan komunikatif karena bersifat umum. Selaku makhluk sosial yang memerlukan orang lain sebagai mitra berkomunikasi, manusia memakai dua cara berkomunikasi, yaitu verbal dan non verbal. Berkomunikasi secara verbal dilakukan menggunakan alat/media bahsa (lisan dan tulis), sedangkan berkomunikasi cesara non verbal dilakukan menggunakan media berupa aneka symbol, isyarat, kode, dan bunyi seperti tanda lalu lintas,sirene setelah itu diterjemahkan kedalam bahasa manusia.
  • Sebagai alat berintegrasi dan beradaptasi sosial.
Pada saat beradaptasi dilingkungan sosial, seseorang akan memilih bahasa yang digunakan tergantung situasi dan kondisi yang dihadapi. Seseorang akan menggunakan bahasa yang non standar pada saat berbicara dengan teman- teman dan menggunakan bahasa standar pada saat berbicara dengan orang tua atau yang dihormati. Dengan menguasai bahasa suatu bangsa memudahkan seseorang untuk berbaur dan menyesuaikan diri dengan bangsa.
  • Sebagai alat kontrol Sosial.
Yang mempengaruhi sikap, tingkah laku, serta tutur kata seseorang. Kontrolsosial dapat diterapkan pada diri sendiri dan masyarakat, contohnya buku- buku pelajaran, ceramah agama, orasi ilmiah, mengikuti diskusi serta iklan layanan masyarakat. Contoh lain yang menggambarkan fungsi bahasa sebagai alat kontrol sosial yang sangat mudah kita terapkan adalah sebagai alat peredam rasa marah. Menulis merupakan salah satu cara yang sangat efektif untuk meredakan rasa marah kita.
Perkembangan bahasa Indonesia
Pada awal abad ke-20 perpecahan dalam bentuk baku tulisan bahasa Melayu mulai terlihat. Pada tahun 1901, Indonesia mengadopsi ejaan Van Ophuijsen dan pada tahun 1904 Persekutuan Tanah Melayu (kelak menjadi bagian dari Malaysia) di bawah Inggris mengadopsi ejaan Wilkinson.Ejaan Van Ophuysen diawali dari penyusunan kitab logat melayu (dimulai tahun 1896) van Ophuijsen, dibantu oleh Nawawi Soetan Ma’moer dan Moehammad Taib Soetan Ibrahim.
Intervensi pemerintah semakin kuat dengan dibentuknya Commissie voor de Volkslectuur (“Komisi Bacaan Rakyat” – KBR) pada tahun 1908. Kelak lembaga ini menjadi Balai Poestaka. Pada tahun 1910 komisi ini, di bawah pimpinan D.A.Rinkes, melancarkan program Taman Poestaka dengan membentuk perpustakaan kecil di berbagai sekolah pribumi dan beberapa instansi milik pemerintah. Perkembangan program ini sangat pesat, dalam dua tahun telah terbentuk sekitar 700 perpustakaan.Bahasa Indonesia secara resmi diakui sebagai “bahasa persatuan bangsa” pada saat sumpah Pemuda tanggal 28 oktober 1928. Penggunaan bahasa Melayu sebagai bahasa nasional atas usulan Muhammad Yamin, seorang politikus, sastrawan, dan ahli sejarah.
Kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia
Sebagaimana kita ketahui dari uraian di atas, bahwa sesuai dengan ikrar Sumpah Pemuda tanggal 28Oktober 1928, bahasa Indonesia diangkat sebagai bahasa nasional, dan sesuai dengan bunyi UUD 45, BabXV, Pasal 36 Indonesia juga dinyatakan sebagai bahasa negara. Hal ini berarti bahwa bahasa Indonesiamempunyai kedudukan baik sebagai bahasa nasional dan bahasa negara.
Yang dimaksud dengan kedudukan bahasa ialah status relatif bahasa sebagai sistem lambang nilai budaya,yang dirumuskan atas dasar nilai sosialnya Sedang fungsi bahasa adalah nilai pemakaian bahasa tersebutdi dalam kedudukan yang diberikan.
  • Bahasa Nasional
Sehubungan dengan kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia memiliki empat fungsi.
Keempat fungsi tersebut ialah sebagai :
  1. Lambang identitas nasional,
  2. Lambang kebanggaan nasional,
  3. Alat pemersatu berbagai masyarakat yang mempunyai latar belakang sosial budaya dan bahasa yang berbeda-beda, dan
  4. Alat perhubungan antarbudaya dan daerah.
  • Bahasa Negara
Berkaitan dengan statusnya sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia berfungsi sebagai:
  1. Bahasa resmi negara,
  2. Bahasa pengantar resmi di lembaga-lembaga pendidikan,
  3. Bahasa resmi dalam perhubungan tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta pemerintahan, dan
  4. Bahasa resmi di dalam pengembangan kebudayaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan serta teknologi.
Hak Cipta © 2013-2014 by Jari-jari Buku Lisnadewi. Tema Jendela Gambar. Diberdayakan oleh Blogger.