Rabu, 04 Desember 2013
SINTAKSIS 1
BAB II
PEMBAHAS
A.Pengertian Kalimat
Kalimat adalah satuan bahasa yang secara relatif dapat berdiri sendiri, yang mempunyai pola intonasi akhir dan yang terdiri dari klausa.mempunyai pola intonasi akhir dan terdiri dari klausa (Cook,1971;Elson dan pickett,1969). Dan kesimpulan dari beberapa definisi menyimpulkan bahwa Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang berupa klausa,yang dapat berdiri sendiri dan mengandung pikiran lengkap.
Setiap kalimat selalu mengandung dua bagian yang saling mengisi dan harus dapat memberikan pengertian yang dapat di terima secara logis .
Ada dua bagaian kalimat yaitu : frasa I( diterangkan ) dah Frasa II ( menerangkan).adapun definisi dari (Badudu,1999;Burton Robert,1997;Putrayasa,2001,2006,2007) menyatakan bahwa, Kalimat merupakan hubungan dua buah kata atau lebih yang paling renggang. Karena renggangnya hubungan kata yang membangun suatu kalimat bisa di balik susunannya tanpa membawa perubahan arti. Batas tersebut dapat di bedakan atas dua bagian besar yaitu :
1) Dari segi bentuk/struktu
Kalimat ialah satuan kata terkecil.maksudnya,kalimat dapat di bangun minimal dengan dua buah kata.tidak mesti harus SPOK saja melainka dengan S dan P .
2) Dari segi makna
Kalimat harus mengandung pengertian yang lengkap.apabila di dalamnya sudah terdapat subjek (S) dan Predikat (P) dan susunannya dapat di balik tanpa mengubah arti kesatuan tersebut.
Contoh : a) Sepatu / Hitam
b) Sepatu / Roda
bila contoh (a) dibaik susunannya menjadi : Hitam / sepatu, artinya tidak berubah,sedangkan kalau contoh (b) di balik susunannya menjadi : roda / sepatu artinya akan berubah,bahkan hilang sama sekali . maka dari itu,kesatuan kata pada contoh (a) disebut kalimat yang di dalamnya sudah terdapat S dan P . Sedangkan conto (b) tidak dapat disebut kalimat,karena kalau di balik susunannya akan berubah artinya.
Untuk lebih jelas mengenal yang mana subjek dan bagian disebut predikat,
Dengan Bagan sebagai berikut .
Kalimat-kalimat tersebut terdiri atas dua frasa yang di batasi oleh tanda //. Yang ada di depan tanda // diberi nama frasa I dan yang ada di belakang tanda // di beri nama frasa II .
Frasa I : adalah frasa yang Diterangkan (Subjek)
Frasa II : adalah frasa yang Menerangkan (Predikat)
Contoh : kakanya // seorang dokter
Mahasiswa itu // cantik sekali
Di samping dengan cara di atas untuk menentukan subjek dan predikat,dapat pula di lakukan dengan cara bertanya SIAPA / APA
Contoh : a . Penyanyi itu // menangis
b. Gelasnya // pecah
kita bisa menganalisis kalimat di atas sebagai berikut (a): penyanyi itu = S dan Menangis =P
sedangkan kalimat (b) : Gelasnya = S dan pecah = P.untuk menguji subjek kalimat (a) dan (b) di atas,dapat dilakukan dengan cara bertanya dengan kata siapa/apa .
contoh : (a) Siapa Menangis ?
jawabannya : penyanyi itu
(b) Apa pecah ?
Jawabannya : gelas.
Jadi, penyanyi itu dan gelas adalah Subjek pada kalimat tersebut di atas .
Sementara untuk menguji predikat kalimat dapat di lakukan dengan bertanya : mengapa / bagaimana . dengan memakai jawaban Subjek di atas .
Contoh : (a) Mengapa penyanyi itu ?
Jawabannya : Menangis
(b) Bagaiman gelas itu ?
Jawabannya : pecah
Jadi menangis dan pecah adalah Predikat . Contoh kalimat diatas adalah kalimat yang sederhana.Kalimat yang panjang dapat juga di lakukan seperti di atas. Bagaimanapun panjang sebuah kalimat pada hakikatnya terdiri atas dua bagian besar ,yaitu Subjek dan Predikat
B. Pola dasar kalimat bahasa indonesia
Dasar kalimat dapat membangun sebuah kalimat paling sedikit dengan dua buah kata. Dan kedua kata tersebut ada yang menduduki subjek dan ada yang menduduki predikat.
Uhlenbeck (1975) dan slametmuljana (1959),menyebutkan bahwa unsur pengisi subjek dan predikat atau unsur yang menduduki unsur tertentu sebagai ruas kalimat atau gatra. Dan kedua unsur tersebut membentuk kalimat inti dan kalimat dasar. Dalam bahasa Indonesia kita mengenal beberapa model kecil bentuk kalimat yang biasanya yang di sebut dengan pola dasar kalimat, yaitu :
1. Adik// menari pola dasarnya KB+KK (kata benda + kata kerja )
2. Pohon//tinggi pola dasarnya KB+KS (Kata benda + kata sifat )
3. Saya// peragawan pola dasarnya KB+KB (kata benda + kata benda)
4. Kerbau//tiga ekor pola dasarnya KB+Kbil (kata benda + kata bilangan )
5. Ayah//di kantor pola dasarnya KB+Kdep ( kata benda + kata depan )
Berdasarkan pola di atas yang menduduki subjek adalah kata benda atau frasa benda.(Robert-Burton,1997;Putrayasa,2008). Yaitu menyebutkan bahwa,kalimat (1) sering disebut dengan kalimat verbal karena predikanya terbentuk dari kata kerja. Kalimat (2) sampai (5) di sebut kalimat nominal karena predikatnya terbentuk selain kata kerja.
Bagaimanapun luasnya suatu kalimat pasti dapat di kembalikan kepada salah satu dari kelima pola dasar kalimat tersebut diatas.
Pendapat dari Alwi dan sugono (2000) mengemukakan ciri-ciri kalimat dasar :
1. Kalimat yang terdiri atas dua klausa atau lebih .seperti kalimat turunan yakni kalimat Majemuk.
2. Gatra kalimat dasar tidak beratribut,hanya intinya saja sehingga mempunyai kemungkinan untuk di perluas.
3. Susunanya tidak inversi.(struktur bahasanya lain ), susunannya D-M bukan
M-D .
4. Kalimat dasarnya terdiri atas gatra yaitu,subjek ,predikat,objek dan perlengkapan.pemunculan gatra wajib ini tidak slalu bersamaan dalam jenis kalimat.
5. Kalimat dasar terdiri atas unsur-unsur wajib yang tidak dapat dilepaskan.
6. Kalimat dasar belum pernah mengalami proses penggantian(substitusi)
7. Kalimat pasif diturunkan dari kalimat aktif.
8. Kalimat dasar tidak mengalami penominalisasian.
C.PENGEMBANGAN POLA DASAR KALIMAT BAHASA INDONESIA
Kalimat yang bagaimanpun panjangnya pada dasarnya bisa di kembalikan pada subjek dan predikat inti.kalimat panjang merupakan perluasan dari kaliamt yang sangat sederhana,ini berarti pula bahwa kalimat panjang itu merupakan hasil perluasan subjek inti dan predikat inti.
1.Perluasan Subjek Inti Kalimat
Subjek inti kalimat dapat di perluas dengan keterangan subjek,subjek itu sendiri dapat di bedakan menjadi dua macam,yaitu atributif dan aposltif .
A).Perluasan dengan Atributif/keterangan.
Adapun contoh dari perluasan dengan atributif,yaitu
Conoh : Cerita itu menegangkan.
Subjek kalimat di atas adalah cerita itu.subjek tersebut dapat di perluas ,misalnya :
- Cerita musibah itu // P
- Cerita musibah situ itu // P
- Cerita musibah situ Gintung di ciputat itu // P
- Cerita musibah Situ Gintung di Ciputat,Tanggerang selatan,Banten itu // P.
Keterangan di atas dapat di perjelas lagi .Subjek inti itu sesuai dengan adanya perkecualian Hukum DM,dapat pula di letakan di depan subjek inti.
Jadi,Keteranagnuntuk subjek inti dapat di letakan di depan atau belakang S atau sekaligus di depan dan di belakang S inti.
b.Perlausan dengan Aposisi/keterangan pengganti
Atributif dan aposisi mempunyai kesamaan fungsi yaitu menerangkan pada subjek.adapun perbedaannya terletak pada :
1. Aposisi selalu terletak di belakang Subjek inti.
2. Aposisi berfungsi juga sebagai pengganti subjek itu sendiri.
3. Aposisi selalu terletak di belakang kata yang di inginkan.
4. Aposisi terdiri dari kata atau kelompok kata.
5. Aposisi berfungsi menerangkan kata benda.
Contoh Aposisi yang berwujud kelompok kata :
1.Raminra,Putra pertamanya,sudah lulus ujian akuntansi.
Contoh Aposisi Predikat
1.Tamunya (ialah) Para pejabat tinggi, peninjau pembangunan pabrik baja itu.
Contoh Aposisi Objek
1.Ria mengembalikan buku,catatan Bahasa Indonesia (Aposisi untuk objek penderita)
Keterangan :
1. Kelompok kata yang tercoret dibawahnya pada kalimat-kalimat di atas disebut aposisi.
2. S P O yang diberi aposisi bisa dihilangkan tanpa mengubah arti kalimat. Contoh : Putri tunggalnya sudah lulus ujian bidan
(harapan keluarganya Sudah Lulus ujian Bidan)
3. Untuk memberi keterangan tambahan pada S P O ,bisa juga dapat mengkombinasikan atribut dan aposisi.
Contoh : semua pedagang eceran,yang tidak mempunyai izinusaha,harus mendaftarkan diri.
(kalimat inti : pedagang) mendaftarkan diri.
2.Perluasan Predikat Inti kalimat
Perluasan dibedakan oleh jeis kata yang menjadi inti Predikat.di antaranya predikat yang intinya terdiri atas kata kerja.pengembangan FK (frasa kerja) dapat di kembangankan dengan penambahan dua jenis keterangan yaitu : perluasan objek danadverbial/keterangan.
a).Perluasan dengan Objek
Perluasan dengan objek ialah pengembangan dengan penambahan keterangan predikat yang erta hubungannya dengan kata kerja yang menjadi inti predikat. Keterangan yang erat di sebut Objek kalimat.
Objek kalimat di bedakan menjadi empat yaitu :
- objek penderita (open)
– objek pelaku (Opel)
- Objek penyerta ( Okep)
- Objek berkata depan (Odep)
Pengembangan dengan adverbial adalah pengembangan dengan penambahan keterangan predikat yang erat hubungan dengan kata kerja yang menjadi inti predikat.
Jenis keterangan predikat :
1.Perlausan dengan objek penderita (open)
Di sebut objek penderita ,karena ia langsung dikenai pekerjaan yang tersebut pada kata kerja inti. Contoh : - Guru itu sedang menjelaskan.
Predikat inti pada kalimat di atasa ialah Kata (menerangkan) ini dapat dikembangkan dengan menambah objek di belakang,sehingga menjadi :
- mejelaskan soal bahasa indonesia tentang jenis kalimat.
Sehingga kalimat terakhir menjadi :
Guru itu menjelaskan soal bahasa Indonesia tentang jenis kalimat
Objek penderiat adalah objek yang paling erat hubungannya dengan prediakt dan letak selalu berada di belakang kata kerja intinya.jika di jadikan (inversi) maka akan menjadi :
- Menjelaskan soal bahasa Indonesia guru itu
P S
2. Perluasa dengan objek pelaku
Objek pelaku inilah yang melakukan pekerjaan yang disebut pada kata kerja inti. Objek pelaku hanya terdapat pada kalimat pasif.
Contoh : Soal itu di terangkan.
Predikat inti pada kalimat di atas ialah diterangkan .kata di atas dapat dikembangkan dengan menambah objek pelaku. Sehingga menjadi :
Diterangkan oleh guru bahasa indonesia itu
Diterangkan oleh guru bahasa Indonesia tamatan Undiksha singaraja itu.
Hubungan objek pelaku dengan kata kerja intinya ,agak renggang karena itulah letaknya bisa juga dipindahkan. Contoh :
- Soal itu diterangkan oleh guru
- Oleh guru soal itu diterangkan
- Soal itu, oleh guru diterangkan
3.Objek penyerta /berkepentinagan
Objek ini menyertai kerja yang disebutkan oleh predikat inti. Adapun didalamnya terdapat kalimat aktif dan pasif . Contoh : - Dia mengirimkan uang itu. (aktif)
- Uang itu dikirimkan (pasif)
Predikat mengirimkan bisa dikembangkan dengan menambahkan Objek penyerta. Contoh : - Mengirimkan kepada anak laki-laki pertama, dst.
Demikian pula kata diterangkan bisa diperlakukan seperti diatas .
4.Objek berkata depan
Objek ini harus berkata depan. Objek ini hanya terdapat dalam kalimat aktif yang menggunakan kata kerja intransitif. Objek ini mempunyai fungsi yang sama dengan objek penderita.
Keterangan :
a). Frasa atas bantuan kita, pada undang-undang ,akan nasihat itu,terhadap lawannya,dan kepada kebesaran Tuhan disebut objek berkata depan.
b). Kata kerja intransitif yang biasa dipakai dalam struktur objek berkata depan adalah awas,bangga,benci,bimbang,cinta,gemar,gusar,heran,hormat,insyaf,yakin,kasih,kesal,kecewa,khawatir,loba,lupa,maklum,malu,rindu,sadar,saying,segan,tahu,takut,.
c) kata depan yang biasa dipakai adalah akan,terhadap,kepada,atas,dan pada.
B).Perluasa denagn keterangan
1.keterangan waktu
Frasa ini menerangkan tentang waktu berlangsungnya predikat.
Contoh : tanpa kata penghubung (implisit).
a. Adiknya lahir semalam.
b. Tanggal 29 februari anak pertama dilahirkan.
Contoh dengan kata penghubung (eksplisit)
a. Ketika ayahnya mengingal, dia baru berumur tiga tahun.
Catatan :
Harus tetap diperhatikan yang mana predikat intinya,karena itulah yang dikembangkan dengan keterangan waktu.
2. Keterangan tempat
Frasa ini banyak menerangkan tentang tempat terjadinya predikat.
Contoh : - jenasah itu ditenggelamkan ke dasar laut .
3.Keterangan sebab
Frasa ini menerangkan tentang sebab terjadinya predikat.
Contoh : Tanpa kata penghubung (implisit)
a. Melihat darah itu, dia muntah-muntah.
Contoh dengan kata penghubung (eksplisit)
b.karena tak sabar lagi,anaknya dipukulnya.
4.Keterangan akibat
Frasa ini menerangkan akibat yang terjadi pada predikat.
Contoh : mereka mendaki dan mendaki,hingga tak dapat melangkah lagi.
5Keterangan syarat
Frasa ini menerangkan tentang syarat yang harus ada agar apa yang ditanyangkan oleh predikat dapat terjadi.
Contoh : nasib kita akan menjadi baik,kalau kita mau berusaha.
6. Keteranagn tuajuan
Frasa ini menerangkan tujuan yang dlakukan predikat.
Contoh ; Keluarga datangnya untuk melihat kejadian itu.
7. Keterangan perlawanan
Frasa ini menerangkan sesuatu perlawanan
sesuatu yang seharusnya tidak terjadi ),karena tidak sejalan dengan apa yang tersebut di predikat.
Contoh : (semuanya menggunakan kata penghubung )
- Dia bekerja juga, walaupun kesehatanya belum pulih
8. Keterangan perbandingan
Frasa ini menerangkan tentang perbandingan yang ada antara yang ditanyangkan oleh predikat dengan keadaan yang lain. Contoh : semuannya menggunakan kata penghubung.
- Wajahnya amat cerah,sebagai bulan purnama
- Dia amat ribut,seperti kebakaran jenggot saja
9. Keterangan Alat
Frasa ini menerangkan tentang alat untuk menjelaskan predikat.
Contoh ; (Kata penghubung yang dipakai hanya kata denagan)
- Bagawan Bhisma dibunuhnya juga dengan panah sakit itu.\
10. Keterangan keadaan
Frasa ini menerangkan keadaan apa yang tersebut pada predikat. Salah satu kata penghubung yang dipakai pada kata keterengan ini adalah kata dengan .
Contoh : - Dia melempar kekasihnya dengan bunga
-Dia melempar kekasihnya dengan senyuman manis.
Penjelasan :
Pada kalimat pertama, di belakang kata dengan terdapat kata bunga.bunga di pakai sebagai alat untuk melempar. Frasa dengan bunga iu dinamai keterangan alat. Pada kalimat kedua ,dibelakang kata dengan terdapat frasa senyuman manis . frasa ini menerangkan keadaan waktu pekerjaan melempar di lakukan .
Kalimat tersebut dapat di tinjau dari beberapa aspek. Aspek-aspek tersebut dapat berupa amanat wacananya atau isinya , jumlah klausanya,predikat yang membentunya,dan ada tidaknya perubahaan dalam pengucapan.tinjau aspek-aspek tesebut.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang berupa klausa,yang dapat berdiri sendiri dan mengandung pikiran lengkap. Setiap kalimat selalu mengandung dua bagian yang saling mengisi. Bagian yang saling mengisi itu harus dapat memberikan pengertian yang dapat di terima , logis . selalu ada yang dikemukakan yang di ikuti oleh bagian yang Diterangkan dan Menerangkan ,atau bagian yang Diterangkan( Subjek) dan Menerangkan(Predikat) .
Untuk mengenal subjek dapat dilakukan dengan bertanya siapa/apa di hadapan Predikat.sedangkan untuk menguji predikat kalimat dapat dilakukan dengan bertanya mengapa/bagaimana di hadapan subjek.
Pola dasar kalimat bahasa Indonesia dapat diklasifikasikan menjadi lima bagian yakni : (a) KB + KK,(b) KB + KB,(c) KB + KS ,(d) KB + Kbil.,dan (e) KB + Kdep. Pola dasar ini terdiri atas subjek inti dan predikat inti. Selanjutnya, subjek inti dan predikat inti ini dapat di perluas atau di kembangkan . subjek inti kalimat dapat di kembangkan dengan atributif dan aposisi. Sementara itu ,predikat inti dapat di kembangkan dengan objek (objek penderita,objek pelaku,objek berkepentingan dan objek berkata depan ) dan keterangan ( waktu,tempat,sebab,akibat,syarat,tujuan,perlawana,perbandingan,alat, dan keadaan ).
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Hak Cipta © 2013-2014 by Jari-jari Buku Lisnadewi. Tema Jendela Gambar. Diberdayakan oleh Blogger.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar