Selasa, 24 Desember 2013

Asal - Usul Desa Bestala

DESA BESTALA Desa Bestala. Kata Bestala di ambil dari kata BES Yaitu Besar (Beek) dan Tala yaitu Wadah nyawan yang kecil . jadi desa bestala yaitu masyarakat atau penduduknya yang banyak tetapi tempatnya yang Kecil.dan berada di lembah anatara bukit muduk dan tirtesari.Bestala pun memiliki arti dan Kepanjangannya yaitu , B : Bersih ,E : Elok, S: Sehat , T: Tertib , A:Aman , L: Lestari Dan A; Asri. Seperti gambar di atas. Desa ini terkenal dengan,Buahnya yang lezat dan unik biasanya orang akan menyebut durian bestala yang rasanya istimewa itu.Mungkin keunikan dari pohonnya yang unik ini menyebabkan rasa dan aromanya yang sangat lezat. Konon Cerita dari kakek dan Nenek Di setiap pohon atau (punyan) untuk masing-masing pohon harus memiliki nama atau inisial sendiri . dan katanya kalu pohon durian itu tidak di beri nama maka akan di timpa oleh yang punya dari buahnya itu sendiri.maka dari itu di setiap pohonya pasti memiliki nama itu sendiri.Konon jika Pohon itu tidak di beri nama maka buah yang di hasilkan Tidak akan Enak dan lezat yang di kata orang-orang. Pertengahan Desember tahun lalu, di sepanjang Jalan Raya Denpasar- Singaraja, banyak ditemui penjaja durian. Memasuki wilayah Kabupaten Buleleng, para penjaja durian itu pun makin banyak terlihat. Ada beberapa menawarkan durian Kane, tapi sebagian besar lagi menjajakan durian Bestala. Durian Bestala memang terus berkibar namanya. Meski buahnya tak terlalu besar, rasanya yang manis dan legit dengan tekstur yang kering membuat orang sulit melupakan durian ini. Saat harus menyebut buah-buah lokal unggul khas Bali, biasanya selain menyebut jeruk keprok Tejakula yang di daerah lain disebut jeruk keprok bali, pasti ada yang akan menyebut durian Bestala. Untuk melacak asal-usul durian unggul Bali ini, paling tepat tentu menyambangi Kecamatan Seririt di Buleleng untuk mencari Desa Bestala. Selain durian, desa ini juga dikenal sebagai penghasil kakao, cengkeh, dan manggis. Sejak memasuki gerbang desa, hamparan pohon durian yang tinggi-tinggi menghiasi kiri-kanan jalan. Di desa ini, pohon durian jumlahnya mencapai lebih dari 5.000 batang dan nyaris sebagian besar merupakan warisan nenek moyang warga setempat. “Umurnya bisa lebih dari 100-200 tahun. Karena biasanya kakek pemiliknya sekarang saja dulunya menerima warisan pohon yang sudah besar,” ujar Kepala Desa Bestala, kepada AGRINA. Saking tuanya tak mengherankan bila pohon durian itu mencapai tinggi 20-50 m. Bahkan, “Ada yang lingkar batang pohonnya sepanjang pelukan tiga orang dewasa,” timpal Putu Santika, S.P., Kepala Seksi Pengembangan Produksi Hortikultura, Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Buleleng. Namun, durian di desa ini belum dikelola pemiliknya dengan pola budidaya modern. “Durian masih ditanam tumpangsari dengan tanaman lain, seperti manggis, kakao atau pisang,” papar Putu. Umumnya warga Desa Bestala memiliki tiga pohon durian di kebunnya. Setiap pohon rata-rata menghasilkan 200-400 buah setahun. Panen terbaik biasanya jatuh pada Februari. Besar buahnya beragam, ada yang 1 kg, 1,5 kg, dan ada juga yang 2,5 kg. “Di pedagang pinggir jalan, durian itu dijual Rp20 ribu – Rp45 ribu per buah. Yang jatuhan harganya Rp45 ribu. Sedangkan harga durian di petani berkisar Rp 10 ribu – Rp 30 ribu,” jelas Putu. Namun, musim durian Bestala pada Desember 2012 itu agak kurang bagus hasilnya. Turun jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. “Kurang bagusnya hasil musim ini dipengaruhi oleh cuaca. Kemarin kemaraunya agak panjang. Mestinya, saat berbunga ada hujan kiriman, ini tak ada hujan. Tanaman cengkeh pun banyak yang mati. Buah durian tidak jadi karena bunganya banyak yang rontok. Harusnya seimbang antara musim panas dan musim hujan. Begitulah sedikit gambaran Desa Bestala, Kec.Seririt Kab.Buleleng. Sedikit Gambaran : Perkebunan Durian Bestala

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hak Cipta © 2013-2014 by Jari-jari Buku Lisnadewi. Tema Jendela Gambar. Diberdayakan oleh Blogger.